Sabtu, 25 Juni 2011

Dukun Bantai Satu Keluarga.

Redaksi-Labuhanbatu.
Kematian tragis pengusaha getah beserta keluarganya di Kelurahan Pulau Padang, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu akhirnya terkuak. Mereka ternyata diracun seorang dukun yang tersinggung karena korban terus menagih utangnya sebesar Rp20 juta.
Swandi alias Andi,43,ditangkap dikediamannya di Desa Tubiran,Kecamatan Marbau Kabupaten, Labuhanbatu Utara (Labura) sekitar pukul 02.00 kemarin. Polisi juga menemukan jenazah putra sulung korban, Junia Ananda Azhari, 17,di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Perlayuan, sekitar 3 kilometer dari lokasi kejadian.
Sebelumnya, pelajar SMK Negeri 1 Rantauprapat itu dinyatakan hilang. Sebelumnya warga bersama petugas kepolisian menemukan jenazah Supri alias Benjol, 43, dan putra bungsunya Arif Prada, 9, di dalam sumur. Sedangkan istrinya,Wagiem, 40, ditemukan terkapar di dapur dan putranya M Ridwan,15, terbujur kaku di ruang tamu.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Labuhanbatu Ajun Komisaris Besar (AKBP) Hirbak Wahyu Setiawan mengatakan, tersangka mengaku tersinggung utangnya terus ditagih korban sehingga nekat membantai keluarga yang telah lama dikenalnya itu. Tersangka sempat melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
Namun, polisi berhasil menggagalkan upaya Swandi melarikan diri. Belakangan, dia pun menunjukkan lokasi jenazah Junia yang juga dihabisinya. Swandi mengungkapkan, uang sebesar Rp20 juta itu dipinjamnya dari korban pada pertengahan Mei 2011. Uang itu untuk biaya sekolah empat anaknya.
"Dua hari sebelum kejadian Pak Supri menelepon saya menagih uangnya, lalu saya bilang belum punya uang, tapi kalau Rp5 juta nanti saya usahakan dengan cara mencicil," ujar tersangka.
Perkenalannya dengan keluarga Supri terjadi tujuh bulan lalu ketika dia mengobati korban dan istrinya yang menderita penyakit asam urat. Sejak itu pun dia kerap dipanggil untuk menjadi penasihat spiritual, termasuk mengurut seluruh keluarga korban.
Pada Selasa (21/6) sekitar pukul 22.00 WIB,dia dipanggil korban yang penyakit asam uratnya kambuh.Namun,sebelum datang dia meminta Wagiem memasak bubur sumsum, sebagaimana ritual yang selalu dilakukannya sebelum mengobati.
Begitu tersangka tiba di rumah korban, bubur sum-sum itu yang telah dihidangkan di piring dibawanya ke ruangan belakangan dengan dalih untuk dibacakan mantra-mantra. Di situlah timbul niat tersangka menghabisi keluarga korban untuk melampiaskan sakit hatinya.
Swandi mencampurkan bubur sum-sum dengan wijen dan racun tikus merek Timex sebanyak delapan bungkus yang diambil dari dapur rumah korban. Setelah itu, tersangka memberikan bubur yang bercampur racun tersebut kelima korban untuk dimakan.
Satu jam kemudian kelima korban jatuh lemas. Dia pun memukul leher Supri yang sedang berada di dapur dengan sebatang kayu hingga meninggal. Setelah itu leher Supri diikatnya dengan tali timba dan dicemplungkan ke sumur.
Setelah itu, tersangka mendekati Wagiem yang sedang berada di ruang tengah. Dalam keadaan lemas, leher Wagiem dijerat dengan tali nilon hingga meninggal dan menyeretnya ke dapur.
Selanjutnya tersangka memanggil M Ridwan yang sedang di ruang tengah. Dia lalu menyuruh pelajar SD ini duduk. Saat itulah, tersangka menjerat leher Ridwan dengan tali nilon hingga tewas.
Melihat Arif Prada yang belum meninggal, tersangka mengangkatnya ke kamar sambil mencekik leher korban sampai tewas dan meletakkan di samping jenazah ibunya.
Sejurus kemudian, tersangka melihat Junia Anada Azhari keluar dari rumah dalam keadaan sempoyongan untuk menyelamatkan diri. Swandi mengambil sebilah keris dari atas lemari korban serta sepotong alu yang terletak di dekat pintu dan tersangka mengejar Junia dengan menggunakan sepeda motor Mega Pro BK 2033 LYA miliknya.
Dia khawatir aksinya diketahui orang. "Kaumaukemana? Lalu,korban menjawab 'Mau ke sana uwak.'"Tersangka berkata,"Di sana nanti uwak obati kau setelah sampai di TPA.Lalu mereka naik sepeda motor menuju TPA.
Junia sempat menanyakan maksud mereka ke TPA. "Ngapai kita di sini uwak," kata Junia seperti ditirukan tersangka. Lalu tersangka berkata, "Kau cuci dulu,mukamu karena cuma di sini yang ada air," kata tersangka sambil menunjukkan kubangan. Mendengar perintah demikian, Junia mencuci mukanya dan pada saat itulah tersangka memukul korban menggunakan alu sebanyak dua kali.
Namun, korban masih bisa berdiri dan kembali dipukul tersangka sebanyak tiga kali hingga terjatuh. Khawatir masih hidup, tersangka kemudian menikam korban di bagian dada dengan keris.Akhirnya tersangka meninggalkan lokasi dan pulang ke rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar