Senin, 16 Mei 2011

Nepotisme di PTPN 4 Panai Jaya Ancaman Bagi Pekerja Lokal.

Catatan : Ahmad Fadhly. S.pd.
Menomor satukan kepentingan sendiri dengan jalan mementingkan keluarga, kerabat, teman sendiri merupakan sinonim kata Nepotisme. Kata ini muncul ketika reformasi bergulir tahun 1997-1998, kumpulan penyakit yang dianggap menggerogoti institusi pemerintahan dan politik ini kemudian dikenal dengan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).
Korupsi, Kolisi saat ini menjadi musuh bangsa ini, tapi berbeda dengan saudara dekat mereka, Nepotisme tidak menjadi perhatian oleh sebahagian pihak, mungkin nepotisme dianggap tidak mencolok dan menimbulkan kerugian yang terlampau besar. Tapi indikasi kearah tersebut cukup banyak, melalui nepotisme akan terjalin jejaringan terutama keluarga yang erat sehingga tak ada saling kontrol yang ketat akhirnya memberi peluang timbulnya Korupsi dan Kolusi.
Tidak bisa dipungkiri praktek nepotisme sangat subur terjadi diperusahaan maupun di instansi lainnya dinegara ini, para pejabat kerab melakukan nepotisme, sanak famili, dan kerabat pejabat diutamakan menempati posisi penting disuatu perusahaan atau instansi , Seperti, di Perusahaan berplat merah PTPN 4 Panai Jaya Desa Sei. Rakyat Kecamatan Panai Tengah Labuhanbatu bergerak dalam bidang pengembangan perkebunan Kelapa Sawit.
Sudah tidak menjadi rahasia umum perusahaan yang masih memberlakukan tenaga kerja kontrak berasal dari penyedia tenaga kerja itu, para sanak famili pejabat perusahaan tersebut yang mengisi posisi penting. Pekerja berasal masyarakat disekitar perusahaan hanya menempati posisi pekerja bawahan.
"posisi penempatan pekerja di proyek Panai Jaya terkesan mengenyampingkan pekerja dari masyarakat lingkungan perusahaan, kerabat pejabat terlihat menempati posisi enak, seperti dikantor"ujar sumber penulis yang tak ingin ditulis namanya.
Dikatakannya, skil pekerja yang berasal dari masyarakat sekitar perusahaan bila dibandingkan dengan bawaan pejabat tersebut sebenarnya tak kalah. "banyak pekerja dari masyarakat sekitar perusahaan kemampuannya sama dengan pekerja bawaan pejabat, disebabkan kesempatan tak ada pekerja yang bersal dari masyarakat sekitar tersisih."ucap sumber yang diketahui pekerja di perusahaan negara itu.
Maraknya nepotisme terkait penempatan pekerja di perusahaan berplat merah itu tercatat dalam hasil investigasi Lembaga Swadaya Masyarakat Aliansi Masyarakat Peduli Perubahan (LSM. AMPPER) Labuhanbatu. hampir diseluruh sektor pekerjaan administrasi di isi oleh pekerja yang merupakan kerabat pejabat Panai Jaya.
Bahkan, pekerja bawaan pejabat yang baru beberapa bulan bekerja sudah ditempatkan dikantor, nepotisme sangat terlihat sekali di perusahaan negara itu, baru beberapa bulan bekerja pekerja bawaan pejabat ditempatkan pada posisi administrasi, seperti pembantu krani afd, digudang, dan mandor.
 
Kesenjangan Sosial.
Pekerja di Panai Jaya saat ini masih bersetatus kontrak melalui perusahaan penyedia tenaga kerja. Sedangkan penempatan tenaga kerja diatur oleh pihak Perusahaan negara tersebut. sistem inilah yang membuka peluang bagi pejabat Panai Jaya melakukan nepotisme, dan sistem ini diatur dalam kontrak antara penyedia tenaga kerja dengan perusahaan milik negara itu.
Kentalnya nepotisme dilingkungan perusahaan tersebut menurut Aminullah dikhawatirkan menimbulkan kesenjangan sosial dan mengancam pengembangan karir masyarakat sekitar perusahaan yang mengharap bisa bekerja diperusahaan itu.
Elemen Rakyat yang ada di pantai Labuhanbatu meminta pada pihak perusahaan dalam menerima dan menempatkan karyawan nantinya hendaknya mengedepankan pekerja dari masyarakat sekitar perusahaan, sehingga masyarakat disekitar perusahaan tak jadi penonton didaerahnya. *** ( Penulis adalah Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Perubahan L. Batu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar